Senin, 28 Januari 2013

Hary Tanoesoedibjo: Saya Tetap Melanjutkan Karier Politik



Mundur karena menolak Surya Paloh terjun jadi Ketua Umum Nasdem. Ingin mempertahankan kepemimpinan kaum muda. Harry menyiapkan tiga opsi pasca-mundur: bikin ormas, bentuk partai baru, atau masuk partai peserta pemilu yang ada.
 
Jakarta, GATRAnews- Empat hari sebelum Kongres I Partai Nasional Demokrat (Nasdem), di Jakarta, 25 Januari ini, Harry Tanoesoedibjo, 47 tahun, Ketua Dewan Pakar Nasdem, mengumumkan pengunduran diri. Langkah itu diawali dengan kunjungan ke Kantor Partai Nasdem di Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin siang lalu. Kemudian, ia menggelar jumpa pers di Museum Adam Malik, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Aksi mundur ini menjadi peneguhan sinyal konflik internal partai yang baru dua pekan ditetapkan sebagai satu-satunya partai baru peserta pemilu 2014 itu.

Harry lahir di Surabaya, 47 tahun silam (1965). Ia meraih gelar sarjana bidang commerce dari Carleton University, Ottawa, Kanada, 1988, dan MBA di kampus yang sama tahun 1989. Pulang studi dari Kanada, Harry mendirikan perusahaan sekuritas, PT Bhakti Investama. Sejak 2004, ia menjadi Presiden dan CEO MNC Group, kelompok media yang membawahkan stasiun televisiRCTI, Global TV, dan MNC TV, jaringan radio, koran Sindo, majalah, juga tabloid. Oktober 2011, Harry bergabung masuk Partai Nasdem sebagai Ketua Dewan Pakar. Berikut ringkasan perbincangan Harry dan pers yang dihadiri Andya Dhyaksa dari GATRA:

Mengapa Anda memutuskan keluar dari Nasdem?
Saya harus mengambil keputusan pada titik ini. Masalahnya sederhana. Partai Nasdem sudah berkembang sangat baik. Mayoritas (pengurus) Partai Nasdem, pusat maupun daerah, kalangan muda. Saya ingin mempertahankan struktur ini. Kita-kita yang senior mendorong yang muda. Saya senang dengan kepengurusan yang ada saat ini, terbukti berjalan sangat baik. Kita harus sadar, 70 % masyarakat Indonesia di bawah 40 tahun, dan 45 %-nya 24 tahun ke bawah. Usia produktif, 55 tahun ke bawah, itu 85 %.
Penentu bangsa kita di 2014, dan pemilu selanjutnya adalah usia muda. Pak Surya Paloh menginginkan terjun langsung sebagai Ketua Umum Partai Nasdem. Ini bukan berarti saya dan Pak Surya ada konflik. Kami secara pribadi tetap bersahabat, tetapi secara organisasi kami ada perbedaan. Sehingga pada satu titik, saya harus memilih dan pilihan saya adalah mengundurkan diri.

Bagaimana Anda menyikapi keputusan ini?
Keputusan ini saya ambil dengan berat hati. Karena sejak saya resmi bergabung pada 9 Oktober 2011, saya telah melakukan yang terbaik. Pikiran, dana, dan risiko dengan semaksimal mungkin, agar berpartisipasi membesarkan Partai Nasdem. Target sudah saya penuhi, yakni lolos verifikasi parpol dan menjadi peserta pemilu. Saya mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membangun Partai Nasdem, termasuk Pak Sekretaris Jenderal (Ahmad Rofik), Pak Ketum (Rio Capella), dan juga Pak Surya Paloh. Karena tanpa kerja sama dari semua pihak, tidak mungkin Partai Nasdem menjadi satu-satunya partai baru yang dapat lolos menjadi peserta pemilu 2014. Saya juga menyampaikan maaf kepada seluruh kader atas keputusan saya ini.

Dengan mundur, ada kesan kalah sebelum bertanding. Padahal kongres baru berjalan 25 Januari ini. Tanggapan Anda?
Saya rasa konsepnya keliru. Sejak awal bergabung, saya tidak mencari posisi. Yang saya cari bagaimana bisa menjalankan idealisme saya. Untuk posisi Dewan Pakar Nasdem pun saya ditawari. Jadi sangat salah0 bila mengatakan bahwa mengapa tidak bertanding di kongres. Yang saya percaya selama ini, baik di politik atau di usaha, kebersamaan itu penting. Kita harus memiliki visi yang sama. Untuk visi, saya dan Pak Surya mempunyai kesamaan. Untuk mewujudkan visi ini, memerlukan kerja sama menentukan strategi. Kalau strateginya tidak sama, buat apa saya teruskan. Kalau partai sudah bertarung atau berpolitik di dalam, menurut saya tidak sehat. Kita berpolitik di luar.

Apakah akan keluar dari dunia politik?
Aktivitas politik akan terus berjalan. Masalah di Indonesia ini masih sangat banyak, dan saya ingin ikut andil secara nyata dan langsung. Saya akan tetap melanjutkan karier politik saya. Bukan untuk kepentingan saya atau kelompok, melainkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Dan gerakan perubahan adalah gerakan bersama-sama. Kalau saya berjalan sendiri, itu tidak mungkin, karena saya bukan apa-apa. Saya akan menggerakan generasi muda untuk bersama-sama terjun langsung membangun bangsa ini untuk menjadi lebih baik.

Bentuk nyatanya?
Kami sedang pikirkan. Caranya bisa bermacam-macam. Pertama, bisa melalui organisasi masyarakat. Alternatif kedua, mendirikan partai baru. Tapi itu tidak mungkin bisa ambil bagian di pemilu 2014. Ketiga, bergabung dengan partai yang sudah ada. Kalau itu, bisa terlibat dalam pemilu 2014. Pilihan mana, saya tidak bisa menyampaikan saat ini.

Sudah ada partai peserta pemilu yang mendekati?
Ya, memang ada. Tetapi saat ini saya hanya fokus pada pengunduran diri.

Ada kabar, Anda masuk Nasdem karena Surya Paloh memberikan garansi bahwa Anda akan menjadi cawapres. Betulkah?
Saya harus koreksi. Saya tidak pernah menyatakan saya ingin menjadi cawapres 2014. Tetapi itu yang berkembang di media massa, bukan dari saya.

Keluarnya Anda akan diikuti pengurus lainnya?
Saya tidak mau memperkeruh suasana dan memprovokasi. Saya tidak tahu. Kita lihat saja. Ini keputusan pribadi. Kalau saya keluar, ini karena perbedaan cara mengurus organisasi partai.

Bagaimana reaksi Surya Paloh atas pengunduran Anda?
Tadi saat saya memberikan surat pengunduran diri ke Pak Surya Paloh, sama-sama sedih. Pak Surya menyatakan saya harus pergi, dan saya juga menyampaikan hal yang sama. Karena sejak saya terjun ke Nasdem, saya all out. Tetapi ini terbaik buat Pak Surya Paloh, juga terbaik buat saya.

Selama berpolitik bersama Surya Paloh, bagaimana sikap dia?
Saya tidak mau berkomentar tentang hal ini. Tidak baik kalau kita sudah berbicara personal. Yang jelas, Pak Surya Paloh memiliki strateginya sendiri, dan saya juga.

Selama ini, MNC Group gencar memberitakan Partai Nasdem, ke depan akan seperti apa?
Kalau masalah iklan, tentunya dengan sendirinya akan dihentikan. Ini sudah pasti. Sebab saya bukan lagi kader Partai Nasdem.

Dengar kabar, dana yang sudah Anda keluarkan untuk Nasdem mencapai Rp 200 milyar. Benar demikian?
Saya tidak mau berkomentar mengenai hal itu. Tapi yang jelas, saya sudah melakukan yang terbaik. Bukan hanya finansial, tetapi juga secara energi, fisik dan pikiran. Saya sudah keliling daerah-daerah dengan sangat rutin.

Sumber: gatra

0 komentar: